Langsung ke konten utama

Hebat : Yang Dekat dan Taat

Ingat! Yang Hebat : Yang Dekat dan Taat
“Dunia ini ibarat bayangan. Kejar dia, maka sungguh kau tak akan bisa menangkapnya. Balikkan badanmu darinya, maka tidak ada pilihan baginya kecuali mengikutimu.”
‌Seuntai kisah dari sepotong balasan chat seorang teman inilah yang membuat saya merasa gatal untuk memaparkannya dalam susunan parafrase.

‌Saat itu kondisi dan keadaan menyelimuti dan menghantui saya untuk bergerak dan beraktivitas all out the box. Melihat story instagram teman teman lama saya yang jauh lebih hebat dimana tak ada satupun darinya yang menduduki bangku perkuliahan di universitas swasta,  tidak seperti saya. Kemudian melihat teman2 lama yang hebat dengan karya karyanya yang bergelimang, dan melihat mereka dengan segudang prestasinya membuat saya terobsesi untuk menjadi seperti mereka. Di lain sisi, dorongan orang tua dan kakak saya yang selama ini mati2an membiayai biaya kuliah yang superduper eksklusif, dan sangat memprihatinkan masa depan saya yang sampai saat ini belum terlukiskan bahkan belum tampak sedikitpun bayangnya. Semua tampak semu, tak terarah. Namun hal ini mengalir deras di pikiran untuk menggugah saya melakukan sesuatu yang dapat membuatnya bangga terhadap saya nantinya.

Seketika saya merenung sembari membuka telfon genggam dan saya sentuh gambar catatan yg tertera pada layar handphone. Satu persatu planning, impian, harapan, dan cita saya luapkan dan tuliskan. Saya harus ini, itu, dan ini itu lainnya.

Ditengah keasyikkan saya menulis planning, muncullah notif wa di layar hp saya.

"Siapa sih ini,"  batin saya kesal merasa terganggu dengannya.

Ternyata pesan itu dari teman dekat saya. Ya ia merupakan salah seorang teman istimewa saya yang selalu menuai nilai kehidupan di setiap sudut kehidupan saya. Seperti biasa ia memulai dengan sapaan. Lalu dengan isengnya saya mengirim suatu kutipan versi saya yang bertuliskan "Everthing you do now is for your future". Maklum, saat itu saya sedang menggebu-gebu untuk meraih planning2 saya sehingga virus itu tertularkan melalui kata2 sok bijak versi saya.

Bersamaan dengan foto yang saya kirim, saya menanyakan suatu hal kepadanya,
"Liburan proker ngapain?" 

Seketika ia menjawab dengan jawaban singkat, 
"Ibadah," jawabnya.

Kemudian saya melanjutkan,
"Selain itu?" balas saya sedikit kesal, karena jawaban yang saya inginkan saat itu adalah kegiatan2 yang menurut saya mampu meningkatkan kualitas diri kita atau berkarya.

Namun dengan kekeh ia menjawab,

"Nggak ada selain itu. Hidup untuk ibadah"

‌Balasan terakhirnyapun mampu menyayat hati dan menggertak pola pikir saya seketika yang selama ini termakan oleh perkara dunia. Pesan singkat itu mengingatkan saya pada kelalaian duniawi, saya yang terlalu berambisi untuk menjadi ini itu sehingga terlalaikan pada hakikat diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk ibadah, ibadah, dan ibadah. Saya seharusnya khawatir nan risau mempersoalkan perkara kualitas ibadah saya selama ini, di level manakah kedekatan hamba denganNya, dan segala hal tentangNya bukan malah berlomba-lomba memikirkan kesibukan yang dapat menjamin kesuksesan masa depan di dunia yg hanya akan menjadi cerita bukan akhirat yang sudah jelas nyata.

"Wa maa kholaqtul jinna wal insa illa liya'buduuuna : Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah" (Adz-dzariyat:56)

‌Darisinilah saya sadar, bahwa orang hebat bukan siapa yang paling terkenal, paling kaya, paling pintar diantara ribuan manusia di muka bumi ini melainkan siapa yang paling dekat dan taat pada Allah SWT yang berhak menjadi orang hebat di sisi Allah SWT.

Kisah ini mengingatkan saya pula pada cerita Uwais Al Qarni seorang yang sangat taat pada ibunya dan taat beribadah, tak ada satupun makhluk bumi yang mengenalnya namun namanya harum di seluruh penghuni langit.
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di dunia.” (QS. Asy-Syura: 20)

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk memperolehi akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk memperolehi dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”
 (HR. Tirmidzi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembayung Senja

Lembayung Senja Oleh: Naila Salma Nurkhalida Lambaian lembayung senja ramaikan keindahan laut Bergumam dalam sunyi tanyakan hati yang  lama terpaut Aku tak bisa pahami hati yang bergejolak  memarah Mengajakku bertepian dengan hati lain tanpa arah Inikah cinta? Kurasakan hati berlabuh dalam rasa Lambat laun menyapa dalam nyata Mengetuk bilik jantung dengan paksa Terengah diri ini menelisik makna kata demi kata Gelisah hati yang lama menepis rindu tanpa tahu kepada siapa hati harus merindu Ingin ku lontarkan serpihan hati bersamanya sebuah fetamorgana cinta tanpa sendu Namun hati yang lemah ini tak mampu beradu-padu Ku tanyakan pada jemari kecil yang senantiasa mengadah padaNya seraya mengadu Senja... Dimana singgahmu menghibur diri? Pencarianku akan sesosok bayangmu terluap pada ilusi dalam mimpi Pintaku tentang rasa yang berujung tak pasti pada Ilahi Harapku akan sebuah kebenaran haqiqi Teruntuk siapa berlabuhnya hati ini Semarang, 21 Januari 2019

Dunia Tak Seindah Bayangannya

Engkau telah lupa Bahwa kakimu masih menginjakkan dunia Kemudian meminta segalanya Padahal, dunia hanyalah alam fana

WORLDVIEW ISLAM : Konsep Agama-Agama Dunia

PENDAHULUAN Beragama adalah sebuah keniscayaan yang akan mengantarkan seseorang menuju tujuan utamanya, yaitu kebahagiaan abadi. Namun, tidak serta-merta bahwa setiap agama yang muncul pati benar dan bisa menjadi pedoman hidup. Hanya ada satu titik kebenaran yang harus kita cari dan telusuri sehingga kita tidak terjebak pada doqma sementara.